Karena harus mudik mendadak sekali, Emak membeli tiket pesawat terbang pun dengan waktu sangat mepet. Hanya sehari sebelum keberangkatan. Alhamdulillah meski mendadak, Emak masih bisa mendapatkan tiket pesawat dengan harga lumayan miring.
Menurut pengalaman keluarga pelancong selama ini, untuk tiket dari Jerman ke tanah air, terbilang murah jika harganya masih di bawah 600 euro. Ketika merencanakan mudik, dan menemukan harga tiket di bawah 600 euro, pergi pulang, langsung kami sikat. Jadi gak milih mau naik maskapai penerbangan apa. Yang paling penting, liat harga tiketnya dulu.
Kami pun tidak fanatik terhadap maskapai tertentu. Cuma memang, beberapa kali mudik, naiknya pasti maskapai dari Timur Tengah. Mulai dari Qatar Airways, Egypt Air, Emirates, dan terakhir Emak naik Oman Air.
Kalau memperhatikan beberapa situs travel daring serta pembanding harga tiket penerbangan, Emak beberapa kali menemukan promo Oman Air. Apa mungkin maskapai ini sedang gencar ekspansi, ya?
Waktu naik Oman Air itu, Emak bisa membeli tiketnya dengan harga enam ratus euro kurang sedikit. Gak dapet tiket rail & fly. Akan tetapi terbangnya dari bandara Frankfurt ama Main. Relatif mudah dijangkau dari rumah. Naik mobil butuh waktu sekitar 2,5 jam. Maskapai lain seperti Turkish Airlines, untuk rute yang sama, harga tiketnya 200 euro lebih mahal.
Emak membeli tiketnya langsung di situs Oman Air. Oh ya, pas beli tiket, Emak menggunakan kartu kredit milik Bapak. Di peraturan Oman Air, kalau pakai CC orang perlu verifikasi ke mereka. Kirim surat pernyataan disertai pindaian paspor bersangkutan. Langsung Emak kirim tak lama setelah konfirmasi tiket kami dapatkan. Tak lama, kami mendapat balasan. Emak cetak sekalian dengan e-tiketnya.
Pengalaman Terbang dengan Oman Air
Belum pernah mendengar kawan naik maskapai ini sebelumnya, Emak bismillah saja naik ini. Dari berangkat, transit, trus balik lagi ke Jerman, alhamdulillah pesawatnya selalu tepat waktu. Terbang dari Jerman hampir pukul setengah sembilan malam. Penumpang di kelas ekonomi hampir penuh. Selama 4 kali gonta ganti pesawat selama pergi dan pulang, penumpangnya terbilang ramai. Karena harganya yang didiskon itu, kali. Nyaris 7 jam kami terbang ke Muscat, ibukota Oman. Emak transit hampir empat jam.
Makanan di pesawat? Selama enam – tujuh jam terbang sekali jalan, kami makan besar sekali. Snack sekali. Di sela-selanya ditawarin minuman. Kadang minuman hangat. Kadang Mbak pramugarinya keliling bawa nampan berisi botol air mineral. Rasa makanannya enak saja buat Emak.
Pilihan menunya, Emak perhatikan ada tiga: kadang ayam, daging, dan vegetarian. Kadang ayam, ikan, vegetarian. Maskapai lainnya sering meletakkan menu vegetarian di special meal. Kalau ada yang mesen, baru disediain. Emak pilih ganti-ganti. Ikan pernah, ayam pernah, daging pernah, vegetarian pun sudah. Kadang habis, tapi seringnya masih tersisa. Sebab porsinya terlalu banyak buat Emak.
Kalau soal hiburan, bagus juga. Layar monitor di depan masing-masing penumpang udah touch screen. Gak perlu ribet pencet-pencet joystick. Tapi games-nya gak terlalu asyik. Kalau pilemnya, banyak banget pilihannya. Baik Hollywood, Arab, India, Korea. bahkan Indonesia. Yang Emak suka, sebelum tinggal landas ada doa naik kendaraan, trus di dalam paket hiburan juga ada audio ayat suci Alquran. Alternatif seru buat yang gak suka nonton atau main games. Meski membawa Alquran mini, enak juga mendengarkan ayat-ayat suci dari suara merdu pembacanya.
Emak nyoba setel radio sufi, eh keluarnya bahasa India. hehe. Selain itu, program kesukaan Emak adalah traveling. Pas menonton feature tentang Oman, Emak mupeng berat. Kita bisa menjelajah gunung, safari padang pasir, trus main di laut. Apalagi negeri ini bisa didatangi dengan Visa on Arrival buat WNI. Semoga saja ada rezekinya. In shaa Allah.
Tempat transit Oman Air di bandara Muscat Ainternational Airport. Terminal bandaranya tidak terlalu besar. Kami turun jauh dari terminal. Masih harus diantar bus bandara dahulu. Pas pertama datang, pagi hari. Setelah masuk gerbang kedatangan, cek keamanan, kami punya waktu lowong sebelum boarding lagi. Emak sembahyang subuh di musala terdekat.
Setelahnya nyari bangku panjang buat selonjoran. Gak ada. Ya udah duduk di bangku biasa. Sambil memperhatikan isi terminal bandara. Tak jauh dari sini, sedang dibangun terminal lebih besar. Memang sedang ekspansi rupanya. DI terminal lama, pertokoannya gak banyak. Yang dijual pun standar lah. Mirip-mirip sama bandara lainnya. Mau beli suvenir, kok ya mihil. Yang Emak incar harganya sekitar 10 USD. Wah males, ah.
Buat Emak, maskapai ini lumayan bagus lah. Pelayanan pramugarinya ramah dan menyenangkan. Makanannya cukup porsinya dan rasanya enak. Halal pula. Kalau ada tiket murah lagi, mau dong ah terbang lagi dengan Oman Air.
Alhamdulilah yediakan makanan halal. Wah, ada bacaan Al-Quran juga. subhanallag. Tentram Ati pakai masakapai begini
Hihihi biasanya aku selalu kurang ama porsi makanan di pesawat, mbak… Makanan di Oman Air ini porsinya sepertinya cocok buatku 😀
Subhanallah ada Al Qur’annya juga. Bikin ati adem ya, Mbak 🙂
Soal makanan pasti aku milih vegetarian nih. Hihihi.
@Zulfa: ho-oh, maskapai timteng rata2 panganane halal. Gak perlu pesen moslem meal maneh..
@Mbak Dee An: hehehehe. Iya, Mbak. in shaa Allah di maskapai ini cukup buat Mbak makanannya. 🙂
@Taro: he-eh, sing vegetarian mayan enak panganae. Cocok nang lidah, lah. Yen rodho hambar, biasane tak tambahi mrico sithik.
*blinkblink*
Oman itu negara Arab yang “seksi” di mataku hahay!
Dan ternyata ke sana bisa VOA waaaaaaahhhhh. Mau banget nyobain terbang bersama Oman Air.
@Cek Yan: asli banyak tempat wisata keren di sini. Ke pantai bisa, ke gurun ayokk.
Bismillaah. Maaf mba kalau dibandaranya di sediakan stroller untuk anak tidak ya? Sepertu qatar int airport atau abu dhabi?. Terimakasih
@Nur: saya gak perhatian ada stroller apa nggaknya. Tapi bandaranya gak terlalu gede. Jauh kalau dibandingkan ama bandada Doha dan Dubai.
Kalo buat bagasi gimana ya. Kan katanya dua koper masing masing 15kg. Kalo satu koper berat 30kg sama aja kan? Ga harus 2 tas?
@Zahra: Gak tau bole apa nggak ya kalau sekarang. Soalnya banyak maskapai mensyaratkan berat koper maksimal 23 kg. 30 kg mah berat banget. Kasian juga petugasnya yg ngangkat…
Hallo 🙂 maaf mau nanya klo dr indonesia mau ke frankfurt pake oman air mesti urus visa transit ke oman ya?
@Niar: Kalau gak keluar bandara, gak perlu visa transit di Oman.
Mbak, kalau mau ke Damascus berapa estimasi biayanya? dan yang murah pakai maskapai yang mana?
Saya baca-baca kok yang murah itu transitnya di Muscat, Oman. Dan lamanya 18 jam -_-
@Ella: kami belum pernah ke Syria. Jadi belum punya info, nih…
Halo, saya mau bertanya, Di bandara nya Ada hotel gak ya? Soalnya saya bakal transit 18 jam Di Oman
@Poppymiranda: Kemarin gak terlalu merhatiin, seh, ada hotel apa nggak di area transit. Waktu itu, masih di airport lama. Sekarang ia punya terminal baru yang jauh lebih luas.
salam Mak Ira, kalau mau ke swiss dari jakarta, transit di oman, 19 jam, Bagasi kita tidak diambil lagi kan?
hi Mak Ira, saya lagi mau pakai oman air untuk ke dubai gmn ya caranya? karena dimari semua agen kan cm mau urus etihad sm oman
@Putri: Mbaknya terbang dari mana? Kalau ke DUbai naik Oman Air, nanti biasanya transitnya di Muscat, Oman.
Iyaa nihh gimna sii, apa mesti dua koper, untuk berat bagasi 30 kg mba ira
@hallo mba iraa… Gimna nihh saya cuma ada satu koper mohon solusinya dongg, biar saya bisa frepare,
@LUkman Hakim: kudu diliat lagi T&C terkait bagasi. Biasanya di tiket ada.
haloo mba.. mau tanya.. saat ganti maskapai bagasi kita langsung pindah otomatis atau perlu kita bawa sendiri lagi ya? terimakasih sebelumnya
@zakiya: gak perlu ambil bagasi kalau transit doang.
Baru kemaren saya coba naik Oman Air rute Jkt- Muscat- Casablanca PP
Secara umum saya akan memberi ulasan sebagai berikut:
1.Pesawat besar dan ON Time– good
2. Kebersihan pesawat kurang- kaca jendela banyak bekas tangan dan jari2 orang
3. Makanan– kurang baik, rasa tidak enak dan disajikkan ala kadarnya, tanpa persiapan dan pengemasan yang baik.
4.Pramugari/pramugara– penampilan sangat kurang, dandanan ala kadarnya, sanggul ga sesuai wajah, sangat tidak elegant sehingga penumpang berasa kurang nyaman dan kurang dihargai
Penampilan secara umum : tidak baik, awut2an , kayak bukan air crew, kayaknya asal2an recruitnya
Jauhhh sama Garuda Indoensia
5. Pilot– sangat bagus, landing dan take off samgat nyaman–good
6. Legroom , sangat sempit’ tidak nyaman untuk penerbamgan jarak jauh
7. Toilet’ sempit dan gak nyaman asal2an, jorok
8. Hiburan di pesawat, cukup baik dan banyak pilihan film
9.Kedisiplinan pernumpang : buruk
Mayoritas penumpang ga disipliin, mssih nyalain HP, ke tiloilet pd jorok, ngawur kayak naik angkot pd berdiri2 dan bicara keras2 semaunya
Kesimpulan : Oman Air tidak baik dan tidak rekomended
Lebih baik naik Airlines lain
Terima kasih
@Zety: terima kasih sharing pengalamannya. Tiap orang bisa mengalami peristiwa berbeda yah, selama naik pesawat sebuah maskapai.