Pukul tiga sore, Emak masak nasi. Bangun tidur, semua kelaparan. Di perjalanan, kami sering membawa alat masak sendiri. Paling praktis adalah rice cooker mini dan penggodok air. Lauk tahan lama seperti ayam goreng, empal, abon, dll., dibawa dari rumah. Beras dan mie instan juga. Selain hemat, juga sangat praktis. Kami tak perlu sering keluar untuk mencari makan. Makan di luar paling banyak sekali dalam sehari.
Pukul empat seprapat kami baru keluar penginapan. Tujuan kali ini melihat-lihat Tiflis di tempat yang dekat dengan tempat kami menginap. Ke daerah yang dikenal sebagai Bethlehem of Tbilisi.
Berjalan menyusuri jalan raya sempit Tiflis, Emak sangat excited. Banyak pengalaman berharga diraih ketika bertandang ke tempat berbeda dari kehidupan kami sehari-hari. Trotoar bukan tempat berjalan nyaman di Tiblis pinggiran. Ditambah lagi salju dan es tak dibersihkan, licin. Kotoran anjing atau kucing berserakan. Menambah pe-er pejalan kaki.
Kami naik undakan ke dua gereja Bethlehem. Gereja pertama sudah direnovasi. Satu lagi tak dipakai, ditumbuhi tumbuhan liar. Dari atas, pemandangan kota Tiflis tampak sebagian. Tak terlalu menawan, tapi menampilkan persepsi berbeda. Di kejauhan, gondola gantung mondar-mandi dari pusat kota menuju Benteng Narikala di pundak sebuah bukit Tiflis.
Memotret bekas kuil dewa api, kami turun lewat perkampungan penduduk. Melewati jalanan yang sedang direnovasi. Emak akhirnya kepengn juga mencoba naik dengan gondola gantung. Stasiunnya menyeberang sungai. Murah ternyata. Orang dewasa 2 lari. Anak-anak selari saja. Tak banyak orang menggunakannya. Kami menguasai satu kabin sendiri. Adik sangat gembira. Baru kali ini ia naik gondola gantung.
Salah satu atraksi wisata Tiflis, Benteng Narikala tak terlihat ramai. Turis yang memotret juga jarang. Tak lama, kami turun lewat tangga. Jalanan licin. Beberapa polisi bisik-bisik. Emak mendengar kata Jepang atau China. Kami agak terbiasa jadi seleb yang dilihat banyak orang sejak Bosnia kemarin. Di sini berkali orang bertanya kami dari mana.
Turun dari benteng, kami masuk ke masjid setempat. Bapak salat sebentar. Di dekat masjid, ketemu tiga tempat makan halal. Langsung ditandai buat makan malam besok.