Selamat tinggal grup Bambini. Selamat datang F-Jugend.
Keanggotan Adik di klub sepak bola kampung TSV Stockheim dan Deutsche Fussball Bund (PSSI-nya Jerman) mengalami kenaikan level. Sebab umurnya sudah menginjak 7 tahun awal tahun ini, dia naik ke grup F – Jugend. Di tingkat lebih tinggi ini, tentunya banyak hal baru yang kami temui dalam hal latihan mau pun turnamen.
Biasanya kenaikan tingkat dilakukan usai liburan musim panas. Di akhir liburan, anak-anak sudah mulai berlatih lagi. Latihannya tetap seminggu sekali, seperti laiknya grup Bambini sebelumnya. Menurut Andreas, pelatih F-Jugend TSV Stockheim, latihan idealnya dilakukan seminggu dua kali. Akan tetapi, akibat keterbatasan pelatih di klub kecil ini, latihan hanya bisa dilakukan seminggu sekali.
Di FC Düren – Niederau, salah satu klub bola bergengsi di Düren, yang sudah menelorkan pemain yang diterima di klub liga utama Eropa, latihan F-Jugend 3 kali seminggu. Ini kadang bikin Emak dan Bapak mikir-mikir untuk memindahkan Adik ke klub lainnya. Agar latihan sepak bolanya lebih intensif. Akan tetapi, seminggu 3 kali rasanya berat juga. Bukan hanya buat Adik, tapi buat kami. Kudu atur jadwal lagi untuk mengantar jemput latihan dan turnamen. Menurut Emak, latihan seminggu dua kali itu memang pas buat Adik.
F – Jugend sendiri di Jerman merupakan pembagian kelompok umur dalam sepak bola. Pesertanya adalah anggota klub yang tahun ini berusia 7 – 8 tahun. Tak hanya sepak bola, seh. Cabang olah raga lain pun menggunakan istilah ini, untuk menyebut anggota yang usianya 7 dan 8 tahun. Di usia ini, anak perempuan dan lelaki masih digabung. Baik saat latihan mau pun pertandingan.
Pertama latihan, pelatih membagikan jadwal pertandingan semester ini. Mereka memiliki lebih banyak jadwal pertandingan dibanding grup Bambini. Mulai semester ini, hampir tiap akhir minggu, ada jadwal bermain bola. Keluarga pelancong mau tidak mau harus mengurangi jadwal jalan-jalan akhir minggu, nih.
Tiga pertandingan pertama adalah pertandingan persahabatan. Dengan klub-klub tetangga. Sekali bertanding, anak-anak bermain selama 2 x 20 menit. Satu grup terdiri dari 7 pemain. Satu penjaga gawang dan 6 pemain di lapangan. Luas lapangannya lebih kecil dibandingkan lapangan sepak bola normal. Setelahnya, pasti diadakan adu penalti. Latihan bagi penjaga gawang.
Dan Sabtu lalu (22 Agustus) diselenggarakan sebuah turnamen bola. Pesertanya 30 klub di kabupaten Düren. Pertandingan ini merupakan pertandingan pemanasan sebelum Kreisliga berlangsung. Apa itu Kreisliga? Itu liganya anak-anak F – Jugend. Alias liga paling rendah tingkatannya dalam sistem perligaan sepak bola di Jerman. Meski levelnya paling rendah, jadwal liga ini sudah masuk dalam situs fussball.de. Sebuah situs tentang sepak bola di Jerman.
Turnamen Tanpa Pemenang
Turnamen minggu lalu diadakan di lapangan sepak bola di desa Gey. Tidak jauh dari kampung kami. Mulainya pukul 11 pagi. Karena yang bertanding banyak, 30 regu, maka parkiran mobilnya pun ramai nian. Tempat ganti pakaiannya di tenda-tenda yang disediakan panitia. Satu lapangan bola besar dibagi menjadi 6 lapangan lebih kecil. Tiga puluh regu kemudian dibagi menjadi 6. Jadi satu lapangan dipakai bertanding oleh 5 klub. Bergantian.
Tepat pukul sebelas, acara turnamen resmi dibuka. Seorang panitia memberikan sambutan. Beliau menegaskan maksud diadakannya turnamen sepak bola anak-anak kali ini. Yakni bukan untuk mencari kemenangan, pencetak gol terbanyak, atau pemain terbaik. Turnamen ini bertujuan agar anak bermain sepak bola dengan gembira. Anak-anak diminta untuk menikmati setiap detik jalannya pertandingan. Hasil sangat tidak penting. Baik bagi panitia, klub, para pemain, serta pelatih.
Bapak tadi memperkenalkan sedikit tentang aturan pertandingan. Yakni pertandingan ini tidak menggunakan wasit. Setiap pertandingan berlangsung sepuluh menit. Setiap pertandingan berlangsung serentak di 6 lapangan permainan. Awal dan akhir, ditandai dengan peluit yang disemprit oleh panitia di tenda khusus panitia. Jumlah pemain yang turun ke lapangan masing-masing 4 orang. Tanpa penjaga gawang. Gawangnya pun bukan jala. Melainkan dua pembatas plastik. Dipasang berjarak 1 m.
Sebagian pelatih terlihat woles. Sesuai dengan semangat pertandingan yang tak mementingkan hasil. Semua anggota klub dimainkan. Yang badannya paling kecil sekali pun. Walau diikuti oleh anak-anak usia 7 – 8 tahun, besar dan tinggi tubuh mereka beragam. Ada klub yang anggotanya terlihat tinggi-tinggi. TSV Stockheim anggotanya beragam. Mulai yang agak kecil seperti Adik. Yang usia 8 tahun hanya dua orang. Ada pula pelatih dan orang tua terlihat sangat antusias berteriak-teriak mengarahkan permainan.
Anak-anak peserta turnamen terlihat sangat antusias. Sebagian masih ada yang belum mengerti betul bagaimana caranya bertanding. Menendang bola tidak terarah. Di lain pihak, banyak juga yang sudah mempraktikkan teknik-teknik dasar mengoper dan mengarahkan bola dengan baik.
Emak dan Bapak melihat perkembangan permainan Adik. Walau dia kadang masih melamun di tenagh-tengah pertandingan, Adik sudah tahu perannya di lapangan. Kalau pelatihnya bilang di harus ke belakang membantu pertahanan, dia lakukan. Jika dibilang harus aktif ke depan membantu Andre, sang penyerang, dia pun lebih sering maju ke depan.
Setiap regu bermain 4 kali. Dengan jumlah pemain hanya 6 orang, TSV Stockheim bermain maksimal menurut Emak. Mereka menang melawan Winden, yang pemainnya lebih besar-besar. Pun bisa menahan FC Kelz dengan postur tubuh pemain jauh lebih besar pula. Melawan dua klub lainnya pun kemenangan mereka raih.
Walau tanpa pemenang, tetap ada hadiah buat klub. Hadiahnya adalah tiga buah bola. Buat tambahan anak-anak berlatih.
Minggu ini pula, pertandingan Kreisliga mulai digelar. Bagaimana sistem pertandingan dan suasana liga bola level terendah di Jerman ini? In shaa Allah bakal Emak tuliskan di laporan pengalaman berikutnya.
Ditunggu laporan berikutnya, sebenarnya kalau tanpa pemenang jasi kurang “seru” tapi lumayanlah ada hadiah lomba biar tetep semangat.
paling Adik ngelamun snorkling di lautan Indonesia waktu dilapangan mbak 🙂
@Zulfa: Hadiahnya lumayan buat klub. Harga bola sepak yang bagus lumayan mahal. Kalau ngelamun snorkeling mah aku itu… hehehe.
Iya, kalo gak ada pemenang agak kurang seru. Adrenalin kompetisinya agak kurang. Tapi namanya juga latihan tahap awal ya mbak. Aku mau deh jadi bolanya eh main bola maksutnyaah
@Cek Yan: hehehehe… Kalau dikasih bolanya mau juga?
[…] satu museum teramai Barcelona adalah Museu de Futbol Club Barcelona. Ia jadi tempat ziarah pecinta sepak bola dunia. Selain masuk museum dan melihat isi stadion, fan store di dekatnya penuh oleh gibol […]
Hihi ga pake pemenang. Jadi kaya pertandingan persahabatan gt ya
@Zahra: ho-oh, biar anak2 semangat main ajah..