Wisata Belanja di Belanda

Belanja makanan belandaJudul kali ini sebenarnya jauh lebih bombastis daripada kenyataannya. Jangan membayangkan kami berwisata belanja barang-barang bermerek dan mahal di negara Belanda. Sama sekali tidak. Yang benar adalah Sabtu minggu lalu kami bersama satu keluarga dari Aachen datang di dua kota kecil Belanda dekat perbatasan dengan Jerman untuk berbelanja satu dua hal.

Dari Aachen kami berangkat agak pagi, sekitar pukul setengah sebelas. karena tiket harian menuju Belanda hanya bisa dibeli di bus nomor 50 menuju Maastricht, kami pun naik bus tersebut. Hanya sampai Vaals, desa di perbatasan antara Jerman-Belanda.

Dari situ sempat agak lama kami menunggu bus nomor 43 menuju Heerlen. Bahkan kami sempat kaget ketika di jadwal halte tak kami temukan bus nomor 43 di hari Sabtu. ternyata dia lewat di pemberhentian sebelahnya. Hari itu angin berhembus lumayan kencang, sehingga suhu udara terasa menusuk tulang.

Bus 43 berjalan pelan melewati pedesaan, perbukitan dan lahan pertanian. Melewati banyak halte pemberhentian, perjalanan terasa lama. Jalanan di Belanda tampak lengang. Setelah beberapa waktu sampai juga kami di stasiun Heerlen. Dari sini perjalanan berlanjut menuju Wilhelminastraat, Brunssum. Ada empat pilihan bus nomor 21, 28, 36 dan 37. Kami tak perlu menunggu lama, sudah bisa duduk lagi dalam bus hangat.

Toko Indradjaja letaknya tak jauh dari halte bus Wilhelminastraat, Brunssum. Tinggal berjalan ke arah laju bus, menyeberang, masuk ke kompleks pertokoan, belok kanan, kira-kira 20 meter di sisi kanan. Bau makanan indonesia segera menyengat ketika kami sampai disana. Di samping menjual kebutuhan pokok asal tanah air, juga ini juga menjual makanan dan jajanan khas kita. Baunya tentu saja membuat kami lapar. Kami disambut oleh bebrapa bapak ibu tua yang sedang menikmati hidangan sambil mengobrol. Toko ini sedikit lebih besar dibanding toko indonesia di Hamburg. barang-barang yang dijual pun relatif sama. Krupuk, ikan asin, berbagai cemilan, kecap, sirup, mie instan. Membuat kami semakin lapar mata dan ingin membeli banyak hal. Setengah jam-an berada disana, kami keluar, mencari bangku kota. Istirahat sambil makan bekal untuk mengisi energi lagi sebelum lanjut ke tujuan berikutnya.

Bus nomor 39 dari stasiun Heerlen menuju IKEA ternyata adalah kendaraan berkapasitas 8 orang. Tak boleh lebih. Semuanya duduk dan memasang sabuk pengaman. Kami bertujuh saat itu. Ada tempat lapang untuk kereta dorong Adik di belakang tempat duduk penumpang. Untunglah kata Mas Riza. Jika lebih dari delapan, tampaknya selebihnya mesti menunggu bus berikutnya. Benar saja. Satu halte setelah stasiun, dua orang wanita hendak menumpang. Karena hanya sisa satu bangku, mereka tak bisa naik. Pas sopir menelpon ke sentral, memberitahu kedua ibu untuk menunggu kira-kira sepuluh menit hingga sebuah kendaraan mengangkut mereka.

IKEA merupakan tempat asyik untuk cuci mata. Meski kami belanja tak banyak. Tak bisa sebentar jika keliling jaringan mebel ini. Banyak barang unik dan menarik. Melihat mebel-mebel tertata apik tersebut rasanya jadi kepengen cepet-cepet punya rumah sendiri. Sehingga bisa kami tata secantik semenarik mungkin seperti dalam mebel IKEA.

***

Baca juga: Pasar Natal dalam Gua Valkenburg

Baca juga: Belanja Makanan di Belanda 

3 Comments

  • tengkyu dah mampir ke blog gue, widih senengnya dapet temen baru,

    maap baru nisa mampir, kerjaan lagi bertumpuk2, nyaris bikin gila, heheheheheee……kapan atuh gue diajak jalan2 ke belanda? ditunggu tiket dan akomodasinya yah! wakakakakakakakaa

Leave a Reply

%d bloggers like this: