Wisata Kuliner Serba Daging di Old Town Skopje

Aneka makanan berlauk daging, Skopje

Meski tidak sering-sering banget biar ndak tekor, kami selalu menyempatkan diri berwisata kuliner di tempat-tempat kunjungan kami. Ya, ndak selalu kuliner lokal sih, karena kuliner lokal ndak mesti boleh kami makan. Atau jika pun boleh entah harganya kemahalan buat kami atau karena alasan lainnya.

Selama lima hari berada di ibukota Makedonia Utara, kami setiap hari makan siang di luar penginapan. Tepatnya makan siang yang kesorean. Sehingga makan siangnya digabung makan malam. Ndak sengaja juga, seh. Sebab makan pagi di hotel termasuk mengenyangkan, kami baru merasa lapar lagi agak sorean, sekitar jam 4 – 5 sore. Malamnya, belum sempat lapar lagi, sudah keburu mengantuk.
Alhamdulillah, menginap di old town Skopje yang penduduknya didominasi muslim, mendapatkan makanan halal bukan masalah besar. Rumah-rumah makan tidak memasang logo halal secara khusus di tempat usahanya. Jadi sebelum makan, kami berusaha selalu niteni, kalau ada wanita lokal berkerudung makan di tempat tersebut, insyaallah makanannya aman buat kami. Meski turisnya lumayan, pelanggan resto-resto di old town, sepertinya kebanyakan adalah warga lokal. Menurut informasi beberapa warga lokal yang kami tanyai, menurut beliau, hampir semua tempat makan di old town aman bagi muslim. Insyaallah.
Pizza, omelet, sup Makedonia
Baiqlah, Kakak, kita tinggal pilih tempat makan saja. Biasanya kami pilih yang terlihat ramai pelanggan. Sebagai salah satu jaminan rasa makanan tak mengecewakan. Kami temukan, rerata rumah makan di sana menyediakan menu berbahan dasar daging, baik daging ayam, sapi, mau pun kambing. Paling populer berbentuk Kebab Cevapcici. Terbuat dari daging sapi cincang, dicampur bumbu, dibentuk silinder sepanjang 5 – 6 cm. Setelah dibakar, ia dimakan bersama kentang goreng dan potongan tomat. Sebagian resto menambahkan saus tomat / saus yoghurt. Namun ada pula yang tidak menambahkan saus apa-apa.

Burger dan kebab Turki pun banyak dijual di sini. Bumbu daging kebabnya agak lain dengan bumbu daging kebab yang biasa kami makan di Jerman. Selain Cevapcici, kami ngincipi sup daging ayam dan sapi, omelet isi sosis dan potongan daging mirip ham, pizza sosis dan pizza salami, steak ayam, steak sapi, daging kambing bakar, kacang-kacangan dipanggang, salad. Semuanya enak buat lidah kami. Cevapcici di Skopje tak se-savoury Cevapcici Bosnia. Keduanya sama2 pas di lidah kami.

Salad di Skopje pun juara. Bahannya fresh banget. Kami seringkali pesan salad tomat dan mentimun, sebab harganya paling murah. Biasanya pakai topping keju putih parut dan acar zaitun. Sekali Emak pesan salad tuna, karena lagi pengen makan ikan, sedang ndak nemu resto khusus ikan atau resto yang menjual menu ikan.

Harga makanan di rumah makan kota tua Skopje lebih murah dibanding Eropa Barat. Sekitar 2/3 lebih murah. Porsinya ndak terlalu gede. Oh ya, setiap kali ke tempat makan, mesti dibonusin roti sejumlah pelanggan. Rotinya ada yang flatbread homemade baru dipanggang, enak banget. Atau roti roll tawar. Roti kayak gini enak banget buat dicocolin ke sup.

Makan makanan seperti ini ndak bisa terlalu sering dan jangka waktu lama. Emak sudah mulai eneg setelah lima harian. Mulai mbayangin yang seger-seger, semacam soto ayam. Serta makanan tanpa daging : tahu, tempe goreng anget plus sambel terasi. Amboi, yang satu itu ndak bikin bosen sama sekali.

2 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: